Serangan Brutal di Kota Kecil Haiti
bagusplace.com. Haiti: Geng Bunuh 70 Orang Termasuk Ibu Hamil dan Bayi. Kekerasan yang melibatkan geng di Haiti telah mencapai puncak baru setelah serangan brutal yang dilakukan oleh geng bersenjata di sebuah kota kecil di Haiti bagian tengah. Setidaknya 70 orang tewas dalam serangan ini, termasuk perempuan dan anak-anak. Di antara para korban, terdapat seorang ibu muda, bayinya yang baru lahir, dan seorang bidan. Geng yang bertanggung jawab atas serangan ini, di kenal dengan nama Gran Grif, telah lama terkenal karena kekejamannya.
Korban dan Kerusakan yang Ditimbulkan
Perkiraan awal jumlah korban tewas hanya sekitar 20 orang, tetapi seiring aktivis dan pejabat pemerintah mulai mengakses daerah tersebut, lebih banyak mayat di temukan. Selain membunuh puluhan warga sipil, geng ini juga membakar sedikitnya 45 rumah dan 34 mobil, memperparah penderitaan warga di kota kecil ini. Pembantaian ini tercatat sebagai salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di wilayah tengah Haiti.
Motif dan Serangan Geng Gran Grif
Motif serangan ini masih belum jelas, tetapi Haiti telah lama di kenal dengan tingginya aktivitas geng bersenjata yang saling bersaing untuk menguasai wilayah. 80% dari ibu kota Port-au-Prince kini di kuasai oleh geng, dan biasanya kekerasan terjadi karena perang wilayah antara kelompok-kelompok ini. Namun, yang membuat serangan kali ini berbeda adalah kenyataan bahwa kota Pont-Sondé, tempat serangan terjadi, di anggap sebagai bagian dari wilayah geng Gran Grif sendiri.
Asal Mula Geng Gran Grif
Geng Gran Grif di bentuk hampir satu dekade lalu setelah mantan legislator Haiti, Prophane Victor, mulai mempersenjatai pemuda di wilayah tersebut untuk mengamankan dukungan pemilihannya. Sejak saat itu, Gran Grif menjadi salah satu geng paling berpengaruh dan brutal di Haiti. Serangan terbaru ini, yang terjadi di daerah yang di anggap berada di bawah kendali mereka, menimbulkan pertanyaan besar mengenai apa yang memicu kekerasan tersebut.
Tanggapan Pemerintah dan Upaya Bantuan
Pemerintah Haiti segera merespons setelah kekejaman ini dengan mengerahkan unit polisi elit dari ibu kota Port-au-Prince untuk mengamankan Pont-Sondé. Selain itu, bantuan medis juga dikirim untuk membantu satu-satunya rumah sakit di daerah itu yang kewalahan menangani puluhan orang yang terluka.
Ancaman Berkelanjutan dari Geng Gran Grif
Gran Grif telah lama menimbulkan ancaman di wilayah tersebut. Pada Februari 2023, mereka bahkan memaksa penutupan rumah sakit yang melayani lebih dari 700.000 orang akibat kekerasan mereka. Geng ini juga di tuduh menyerang kantor polisi di Liancourt, dekat Pont-Sondé, yang menyebabkan kematian enam petugas. Keberadaan geng ini semakin memperburuk situasi keamanan di Haiti, yang telah lama bergulat dengan kekacauan politik dan kekerasan.
Kesimpulan
Kekerasan yang di lancarkan oleh geng-geng bersenjata di Haiti, termasuk Gran Grif, telah menciptakan krisis kemanusiaan yang sangat serius. Serangan yang menewaskan 70 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, memperlihatkan betapa parahnya situasi keamanan di negara tersebut. Tindakan segera dari pemerintah dan komunitas internasional sangat di perlukan untuk menghentikan kekerasan ini dan memulihkan perdamaian di wilayah tersebut.